KJJT Serukan Aksi Solidaritas Sesama profesi, Atas Kematian Anak Seorang wartawan

Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Gultom terkejut rumahnya telah dilalap api. Berusaha untuk mencari ke dua putrinya dan terlihat ada di kamar mandi dengan kondisi hangus terbakar. Gultom pun tertegun dan menangis, dalam benaknya mengapa tetangganya tidak ada yang ‘menolong’.

Kepada Aparat Penegak Hukum (APH) yang menangani kasus itu. Ade berharap, pihaknya bisa mengungkap kasus yang di alami Gultom. Percayakan kepada Polri pada kasus ini, KJJT hanya meminta untuk segera disampaikan ke publik dan sampaikan ke awak media, hasil dari penanganan atas tewasnya dua putri Gultom.

“Petrus Gultom mengharap kepastian hukum untuk kedua putrinya. Dirinya menanti keadilan, namun sampai saat ini belum juga ada kepastian,” pintanya.

Masih menurut pengakuan Gultom, yang disampaikan Ade. “Misteri” kematian putri Gultom, satu bulan sebelum kejadian anaknya pernah bercerita kepada ibu nya bahwa rumahnya mau dibakar, dan dia tidak menyangka apa yang diucapkan anak nya itu benar terjadi.

Tragedi ini, akan dijadikan sebuah pelajaran dan pengalaman untuk kita semua yang menyandang profesi wartawan. Masih hangat-hangatnya “arus gelombang ombak” para pemangku dan pelaksana UU Pers No. 40 Tahun 1999. Belum lagi, krisis kepercayaan terhadap profesi yang menjadi alat kepentingan satu sama lain. Imbasnya nasib keluarga wartawan/jurnalis terabaikan.

Sumber Resmi : Disivisi Humas KJJT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *